Cari Blog Ini

Kamis, 23 April 2015

MEREALISASIKAN NIAT JIHAD

(KabarDuniaIslam) Ketika ditanyakan kepada seorang mukmin yang benar imannya dengan pertanyaan” apakah anda ada keinginan untuk berjihad?” Tentu ia akan menjawab bahwa ia memiliki cita-cita untuk jihad. Semua orang boleh mengaku ingin berjihad, namun yang jadi pertanyaan adalah “apakah niat jihad itu benar dan mana bukti dari niat tersebut?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Barangsiapa yang mati sedangkan ia belum pernah berjihad dan belum pernah ada keinginan dalam dirinya untuk berjihad maka ia mati dalam salah satu cabang dari kemunafikan”. (HR Muslim).
Hadits ini adalah peringatan sekaligus ancaman bagi setiap orang yang mengaku mukmin namun tidak pernah berperang di jalan Allah. Meskipun mereka mukmin namun terancam mati dalam salah satu cabang kemunafikan. Hanya ada dua cara untuk menyelamatkan diri dari kematian dalam cabang kemunafikan, yaitu berperang di jalan Allah atau memiliki niat yang sungguh-sungguh untuk berjihad jika ia belum pernah berjihad.
Akan tetapi niat berjihad tidak cukup diucapkan dengan lisan atau sebatas angan-angan tanpa adanya realisasi dari niat tersebut.Lalu bagaimana caranya seseorang membuktikan niatnya untuk berjihad?
Allah ‘azza wa jalla berfirman, artinya; “Dan jika mereka mau berangkat (untuk berperang) tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka,dan dikatakan kepada mereka: “tinggallah kamu bersama-sama orang-orang yang tinggal itu” (Q.S. At Taubah : 46).
Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa indikasi seseorang itu memiliki keinginan untuk berangkat berperang adalah ia mempersiapkan diri. Apa saja yang harus dipersiapkan oleh seseorang untuk berjihad? Tentunya semua hal yang menunjang seseorang untuk berjihad. Diantara hal-hal yang menunjang seseorang untuk berjihad adalah ilmu militer, keahlian militer, kekuatan fisik, perbekalan meliputi persenjataan dan logistik dan lain-lain.
Jika anda adalah orang yang mengaku memiliki keinginan untuk berjihad maka sudahkah anda mempersiapkan hal-hal diatas?.
Allah ,azza wa jalla berfirman yang artinya: “Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah,musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya;sedang Allah mengetahuinya.Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”.(Q.S. Al Anfal : 60).
Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk mempersiapkan segala macam kekuatan untuk berperang di jalan Allah. Dengan demikian melakukan i’dad (persiapan) dalam rangka berjihad hukumnya wajib, maka siapa yang enggan untuk beri’dad berarti ia meninggalkan salah satu kewajiban dari kewajiban agama. Kewjiban i’dad tidak berbeda dengan kewajiban sholat lima waktu, puasa ramadhan, zakat dan haji. Demikian juga halnya kewajiban jihad sesungguhnya tidak berbeda dengan kewajiban-kewajiban ibadah lainnya.
Dan berdasarkan Al Qur’an surat At Taubah ayat 46 bahwa yang membedakan antara orang mukmin dan orang munafiq adalah dalam hal melakukan i’dad. Orang-orang beriman memiliki kesungguhan untuk i’dad dalam rangka jihad. Sedangkan orang-orang munafiq enggan untuk melakukan i’dad bahkan meninggalkannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda yang artinya; “Barang siapa pernah belajar melempar (memanah) lalu ia meninggalkannya maka ia bukan golonganku atau telah bermaksiat” (H.R. Muslim dari ‘Uqbah bin Amir).
Mengomentari Hadits ini Imam An Nawawi berkata; “Ini merupakan peringatan keras terhadap mereka yang melupakan belajar melempar dan makruh bagi siapa yang meninggalkannya tanpa udzur”.
Orang yang pernah belajar melempar sebagai salah satu ketrampilan ilmu perang kemudian ia meninggalkannya maka Rasulullah mengancamnya dengan ancaman yang begitu keras dan mengkategorikannya sebagai perbuatan maksiat.
Lalu bagaimana halnya dengan orang yang sama sekali tidak pernah belajar ilmu militer? Meninggalkan kewajiban mempelajari ilmu perang adalah salah satu dari perbuatan maksiat. Namun banyak orang yang mengaku mukmin dan ia meninggalkan kewajiban mempelajari ilmu perang tapi ia tidak merasa melakukan perbuatan maksiat.
Seorang da’i yang giat berdakwah menyerukan Islam, banyak orang yang mengambil ilmu dan kebaikan darinya, namun ia meninggalkan kewajiban untuk i’dad maka bukankah ia telah bermaksiat dengan perbuatannya tersebut? Dan ia masuk dalam kategori orang yang Allah sifatkan dengan firmanNya, artinya:
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan,sedang kamu melupakan diri (kewajiban)-mu sendiri,padahal kamu membaca Al kitab? Maka tidakkah kamu berpikir” (Q.S. Al Baqarah:44).
Karena itu seorang da’i atau seorang ustadz tidak boleh karena kesibukannya mengajar ilmu dan berdakwah membuat ia lupa untuk melakukan i’dad yang salah satu bentuknya adalah tadhrib ‘asykari (latihan militer). Menyibukkan diri dengan dakwah namun meninggalkan kewajiban I’dad berarti mementingkan satu kewajiban agama namun meninggalkan kewjiban agama yang lain. Padahal peranan i’dad dalam rangka jihad sebagai upaya untuk menjaga agama dan umat ini tidak kalah pentingnya dengan peranan dakwah.
Kalau bukti kesungguhan seseorang hendak berjihad adalah dengan melakukan i’dad maka agar seseorang tidak mati dalam salah satu cabang kemunafikan maka ia harus melakukan i’dad sebagai bukti bahwa ia memiliki keinginan untuk berjihad. Apa saja hal yang sudah anda persiapkan untuk berjihad?
Sudahkah anda secara teratur melakukan olah raga agar tubuh anda kuat sehingga sanggup berjihad?
Sudahkah anda mempelajari ilmu-ilmu militer yang harus dimiliki oleh seseorang yang hendak berjihad?
Sudahkah anda belajar agar mampu mempergunakan alat-alat perang agar anda memiliki skill sebagai seorang petempur?
Sudahkah anda menabung mengumpulkan uang untuk bekal anda berangkat ke medan jihad dan membeli senjata untuk berjihad?
Jika hal-hal tersebut belum anda persiapkan dengan sungguh-sungguh dan dengan semaksimal kemampuan maka sesungguhnya anda belum berniat untuk berjihad. Dengan demikian anda termasuk orang yang terancam dengan kematian dalam salah satu cabang kemunafikan.
Dan bukan esok atau lusa kalau anda hendak beri’dad namun mulailah hari ini dari yang anda mampu dan sanggupi. Untuk memulai i’dad anda juga tidak harus keluar negeri tapi anda bisa memulai di rumah anda hari ini bukan esok hari.
Ambon,12 Muharam 1433H
(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar