Wahai asy-Syabab di Somalia: Si Dungu Yang Pikun Berbai’at kepada Taghut Taliban!
Wahai asy-Syabab di Somalia:
Si Dungu Yang Pikun Berbai’at kepada Taghut Taliban!
Oleh: Abu Maisarah Asy-Syami
Alih Bahasa: Usdul Wagha
Muraja’ah: Ust. Abu Sulaiman Al-Arkhabiliy
Alih Bahasa: Usdul Wagha
Muraja’ah: Ust. Abu Sulaiman Al-Arkhabiliy
Segala puji bagi Allah yang telah
menanamkan kepada kita rasa cinta terhadap kejujuran dan tauhid, dan
rasa benci kepada perbuatan dosa dan pembangkangan, serta memilih kita
dari sekian makhluk-Nya untuk menegakkan kitab-Nya dengan pedang.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada imam al-wala` wal-bara`, yang
telah berlepas diri dari para thaghut dan para sekutu, dan hanya
berserah diri kepada Yang Satu, Yang Hidup dan Berdiri Sendiri, Rabb
langit dan bumi. Amma ba’du;
Wahai para syabab di Somalia, siapa yang
menginginkan al-Qa’idah maka sesungguhnya al-Qa’idah Ibnu Ladin telah
mati, dan siapa yang menginginkan jama’ah, maka jama’ah itu akan tetap
ada hingga hari kiamat, telah bersabda orang yang jujur lagi dipercaya:
(Shallallahu alaihi wa sallam); “Akan senantiasa ada segolongan dari
umatku yang berperang di atas kebenaran yang selalu menang hingga hari
Kiamat.”[1]
Ya, telah meninggal Imam Usamah ibn Ladin
(taqabbalahullah) tapi sebenarnya belum mati, mati dengan keluarnya ruh
dari jasadnya, kemudian terbang meninggi menuju ‘illiyin, – kami
menganggapnya seperti itu dan Allah sajalah yang dapat menghisabnya –
adapun seruannya; maka kalimat al-khalil Ibrahim ‘alaihis salam yang
telah ditampakkan oleh Imam Ibnu Ladin adalah kalimat yang baqiyah (tetap eksis) hingga hari Kiamat:
{Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata
kepada ayahnya dan kaumnya, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa
yang kamu sembah, kecuali (kamu menyembah) Allah yang menciptakanku;
karena sungguh, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” Dan (Ibrahim)
menjadikan (kalimat tauhid) itu kalimat yang kekal pada keturunannya
agar mereka kembali (kepada kalimat tauhid itu).}[2]
Ya, kalimat tauhid akan senantiasa kekal
namun tidak bersama tanzhim yang mengaku-aku dan terpecah belah, namun
bersama kelompok yang menang dan tertolong, jama’ah kaum muslimin dan
imam mereka, ahlul-atsar dan tsughur, adapun para musuh al-wala` dan
bara` maka {Apakah engkau melihat ada sisa dari mereka?}[3]
Wahai para syabab di Somalia, orang dungu
yang pikun (Adh Dhawahiriy, ed) telah mengumumkan bahwa dia berbaiat
kepada thahgut Taliban tanpa bermusyawarah kepada kalian, dan tanpa
bermusyawarah dengan para kelompok ‘Islam’, kelompok-kelompok ‘Jihad’,
tanpa musyawarah saudara mereka ‘Umat’ sururiyah dan ikhwan muflisin dan
murjiah jahmiah…dan bahkan tidak bermusyawarah dengan para mayoritas
rafidhah dan orang-orng bodoh ‘quburiyyah’ yang diudzur karena jahl
sebagaimana yang dia yakini!
Hai para syabab di Somalia, sesungguhnya
harakah Thaliban adalah tha`ifah mumtani’ah yang memiliki kekuatan yang
menolak dari menerapkan al-wala` wal-bara’, yang berperang demi tanah
dan negara, berdamai demi tanah dan negara, thaghutnya mengumumkan bahwa
kelompok ini menolak jihad baik defensif ataupun offensive selama itu
keluar dari tanah ‘terjajah’ Afghanistan, dan ‘majlis syura’ nya berwala
kepada para thaghut murtad di Pakistan, Qatar, Afghanistan, Iran dan
lain sebagainya, dan memusuhi para wali dan mujahidin di Khurasan!
Wahai syabab di Somalia, sesungguhnya
Dajjal Thaliban; Akhtar Manshur telah berdusta kepada umat selama
bertahun-tahun untuk mengambil keuntungan sikap nasionalisme dan
pasifisme di antara para kelompok pejuang dan masyarakat awam di
Khurasan dengan mengatas namakan Mula Umar! Dan dia mengutus delegasi ke
pangkuan para thaghut murtad, ke Qatar, Iran dan selainnya mengatas
namakan Mula Umar! Lalu diikuti kesesatan lain untuk mendekatkan antara
Sunni dan Syi’ah mengatas namakan Mula Umar! Memerangi Daulah yang baru
ini dengan mengatas namakan Mula Umar! Jika bukan karena Daulah
Islamiyyah dan wilayahnya di Khurasan, maka tentulah Akhtar Manshur dan
orang-orang yang menggantikannya akan terus melanjutkan sikap fajirnya
dengan mengatas namakan Mula Umar hingga keluarnya si pecak sebelah
Dajjal.
Wahai Syabab di Somalia, barangsiapa dari
kalian yang akan berbai’at, maka hendaknya dia berbai’at kepada imam
kaum muslimin amirul-mukminin Khalifah Ibrahim bin ‘Awwad al-Husaini
(hafizhahullah), jika tidak, maka apakah salah seorang dari kalian ridho
untuk berbai’at kepada thaghut Thaliban yang telah menganggap bahwa dua
thaghut Qatar; Hamad dan Tamim Alu Thani sebagai saudaranya? Apakah
salah seorang dari kalian ridho untuk berbai’at kepada thaghut Thaliban
yang telah menganggap kaum Rafidhah Iraq, Khurasan, Persia – Iran –
sebagai saudaranya? Apakah salah seorang dari kalian ridho untuk
berbaiat kepada thaghut Thaliban yang telah menganggap pemerintahan
thaghut dan rafidhah sebagai negara Islam dan pemimpinnya adalah saudara
baginya? Atau apakah salah seorang dari kalian ridho untuk berbai’at
kepada thaghut Thaliban yang akrab dengan orang-orang murtad agen dinas
intelijen Pakistan (ISI) dan delegasi Qatar sementara dia menjauhi para
mujahidin di jalan Allah? Bahkan thaghut Thaliban ini melakukan itu
semua dan mengumumkan niatan untuk menghalangi jihad baik defensive
maupun offensive kecuali untuk memerangi para Mujahid Khilafah demi
meraih kursinya.
Demi Allah, tidak ada kebaikan pada
kalian jika kalian berbai’at kepada taghut Thaliban setelah jelas dan
mutawatir keadaan mereka di penjuru ufuk, baik di kalangan Arab maupun
‘Ajam, baik di timur maupun di Barat, baik oleh Ahlus-sunnah dan Islam
maupun kaum murtad dan Salibis… tidakkah malu salah seorang dari kalian
jika bai’atnya ternyata kepada taghut dajjal? Jika dia tidak malu, maka
sesungguhnya Daulah Islam juga tidak malu dari kebenaran, dan sungguh
Daulah akan memerangi thaghut Taliban dan pengikutnya yang berbai’at
kepadanya di Khurasan dan di luar Khurasan, walaupun orang-orang munafik
dan murtad tidak menyukainya.
Wahai para syabab di Somalia, tidakkah
kalian mendengar pemimpin kalian; si dungu yang pikun yang tidak
meninggalkan satu pun kebiasaan jahiliah kecuali dia menirunya?
Orang-orang jahiliah: “Mereka mengikuti hawa nafsu dan dzan
(persangkaan), dan berpaling dari apa yang datang kepada mereka dari
sisi Allah, mereka juga kontradiksi dalam berintisab, mereka menisbatkan
diri mereka kepada nabi Ibrahim namun secara gamblang mereka
meninggalkan untuk mengikutinya, tidak mengenal kebenaran kecuali yang
ada bersama kelompok mereka, namun biar begitu mereka tidak mengetahui
apa yang dikatakan oleh kelompok mereka, dan ketika mereka meninggalkan
perintah Allah untuk bersatu, dan justru melakukan apa yang Allah larang
dari berpecah belah, maka mereka pun menjadi berkelompk-kelompok dan
masing-masing kelompok bangga dengan apa yang ada pada mereka, mereka
kemudian sangat memusuhi dien yang mereka sendiri mengaku berintisab
kepadanya, lebih mencintai dien orang-orang kafir yang memusuhi mereka
dan memusuhi nabi mereka dan kelompok mereka, dan mengingkari apa yang
mereka tetapkan bahwa itu berasal dari dien mereka, mereka berta’ashshub
kepada madzhab, dan mengaku-aku bahwa mereka telah melakukan kebenaran
yang ada di sisi mereka padahal mereka dalam saat yang sama
meninggalkannya, dan mereka mengharuskan orang-orang untuk ta’ashshub
kepada kelompoknya, dan menolong siapa saja yang berasal dari dia baik
ketika terzhalimi atau menzhalimi, dan menuduh para pengikut rasul bahwa
mereka tidak memiliki keikhlasan dan hanya mencari dunia, dan lebih
mengutamakan dien kaum musyrikin di atas dien kaum muslimin, dan
melakukan berbagai kontradiksi yang sangat jelas ketika mereka
mendustakan kebenaran”. [Diringkas dan digubah dari “Masa`il
al-Jahiliyah” milik Imam Muhammad ibn Abdul Wahhab – rahimahullah].
Ya, si dungu yang pikun ini telah
menggabungkan antara ta’ashub dan tanaqudh (fanatisme golongan dan
kontradiksi), menundukan kebenaran untuk hawa nafsunya, sehingga dia
mengambil apa yang sesuai dengan hawa nafsunya dan meninggalkan apa yang
tidak sesuai dengannya… dia mengaku berada di atas manhaj imam
Al-Qa’idah – Usamah ibn Ladin taqabbalahullah – lalu memerangi Daulah
yang telah dibela oleh Usamah ibn Ladin dan menjadikannya pintu untuk
menaklukkan Baitul-Maqdis! Dia mengaku di atas manhaj Al-Qa’idah namun
dia justru menolong musuh-musuh imam Al-Qa’idah dari kalangan Sururiyah,
Jamiyah dan Ikhwan al-Muflisin! Dia mengaku di atas manhaj imam
Al-Qa’idah namun dia lebih mengutamakan dien para Shahawat daripada dien
syaikhain Az-Zarqawi dan Abu Hamzah al-Muhajir taqabbalahumallah!
Ya, si dungu yang pikun ini melakukan
kontradiktif yang sangat parah… terkadang dia mengatakan bahwa Daulah
Islamiyyah adalah daulah syar’iah yang independent yang tidak terkait
dengan tanzhim al-Qa’idah dan Imarah Thaliban, tapi Kemudian dia mengaku
bahwa itu adalah bai’at dengan bai’at imamah ‘uzhma kepadanya dan juga
kepada Mula Umar yang telah meninggal beberapa tahun sebelum deklarasi
khilafah! Dan terkadang dia juga mengatakan bahwa Daulah Islamiyyah
adalah hasil syura yang syar’i, tapi kemudian dia mengatakan bahwa
Daulah berada di atas manhaj para raja thaghut dan enggan untuk tunduk
kepada mahkamah syari’at! Terkadang dia mengkafirkan shahawat dan
mengumumkan bahwa mereka adalah agen para salibis, tapi kemudian dia
mengatakan bahwa mereka adalah mujahidin fi sabilillah dan syuhada yang
terzhalimi! Terkadang mengajak untuk kerjasama dengan Daulah dalam
menghadapi salibis, Rafidhah, Bathiniah, sekuleris dan atheis, tapi
kemudian mengajak kerjasama dengan para shahawat dan ulama pemerintah
serta para “ikhwan” parlemen untuk melawan Daulah Islamiyyah sambil
menyeru untuk berdamai dengan para Bathiniah dan Rafidhah dan tidak
menargetkan Salibis di Syam! Terkadang dia menyebutkan bahwa
Amirul-Mukminin adalah cucu keturunan Abul-Hasanain Ali ibn Abi Thalib
radhiyallahu ‘anhu, tapi kemudian dia mengatakan bahwa beliau adalah
keturunan pembunuh Ali; Ibnu Muljam!
Ya, disebabkan sifat hizbiahnya, kagum
dengan pendapatnya, dan rasa cintanya kepada kepemimpinan dan kedudukan,
si dungu yang pikun ini menjadi orang paling banyak dan paling bodoh
sikap kontradiktifnya. Dia mengajak para mujahidin di Syam untuk
bekerjasama sesama mereka untuk melawan kepala kekufuran Amerika! Tapi
kemudian dia menyeru cabangnya yang dipimpin Jaulani untuk berdamai
dengan pemimpin kekufuran Amerika! Dia berbai’at kepada dajjal Taliban
tanpa bermusyawarah dengan satu pun cabangnya, tapi kemudian dia
mengatakan bahwa Daulah tidak pernah bermusyawarah dengan siapapun dalam
mengembalikan kewajiban yang telah dilalaikan di zaman ini! Bahkan dia
mengaku dakwah kepada khilafah rasyidah di atas manhaj nubuwwah kemudian
melakukan tuduhan buruk kepada sebagian Khulafa` ar-Rasyidin! Di mana
dia menganggap bahwa berperang demi meraih kekhilafahan tanpa
bermusyawarah dengan umat seluruhnya di timur dan di baratnya adalah
kebiasaan dari para raja yang menggigit dan para thaghut diktator, dan
ini adalah tuduhan kepada khalifah rasyidah Ali ibn Abi Thalib
radhiyallahu anhu.
Wahai Syabab di Somalia, hal terburuk
yang dilakukan oleh pemimpin kalian adalah bahwasanya dia suatu ketika
menyeru kepada “Melanjutkan revolusi penuh berkah yang berhasil
mendatangkan Muhammad Mursi hingga terealisasi perubahan yang dituntut
yang belum juga terealisasi hingga hari ini”. [Tauhidul-kalimah haula
kalimatit-tauhid/menyatukan kalimat di sekitar kalimat tauhid]. Si dungu
ini menganggap bahwa revolusi yang mendatangkan Mursi adalah revolusi
yang diberkahi! Kemudian setelah beberapa lama terbukti bahwa “Arab
Spring” tidaklah Islami, maka dia mengajak kepada “Islamic Spring” di
dalam silsilah ceramahnya “Rasa`il al-amal wal-Bisyr li ahlina fi
Mishr/risalah harapan dan kabar gembira untuk keluarga kami di Mesir].
Dia mengulang-ulang makna sesat yang sama di dalamnya tanpa ada yang
baru di dalam satu episode dan lainnya dan tidak ada koreksi demi
kebaikan selain dari cinta popularitas dan memperlihatkan kebatilan,
orang yang mengikuti ceramahnya mungkin akan mengira bahwa si dungu ini
akan mengoreksi “revolusi” Arab namun dia akan terkejut karena melihat
bahwa silsilah dari bagian pertama hingga ketiga semuanya intinya adalah
untuk memerangi Daulah Islamiyyah! Padahal apakah Daulah Islamiyyah
telah ada di Mesir ketika Thaghut as-Sisi berhasil menundukkan thaghut
Mursi? Dan apakah Daulah Islamiyyah telah ada di Libya ketika thaghut
Haftar mengalahkan para thaghut di Mu’tamar Umum Nasional? Apakah Daulah
Islamiyyah telah ada di Tunisia ketika para thahgut dari Hizbu Nahdhah
dikeluarkan dari pemerintahan thaghut? Atau apakah karena Zhawahiri
adalah orang yang mengikuti hawa nafsu dan hizbiyah, yang dengki kepada
Daulah Islamiyyah lantaran apa yang dikaruniakan Allah kepadanya? Bisa
jadi dia menangisi para Ikhwan “muflisin” dan para thaghut mereka yang
kehilangan kursi pasca “Apa yang Terjadi Setelah Revolusi”. Pemerintahan
yang Zhawahiri perintahkan untuk damai dengannya? Zhawahiri bersikap
damai dengan para thaghut ikhwan “al-mufilisin” secara militer dan
membagus-baguskannya secara inforasi… tapi terhadap Daulah Islamiyyah,
maka bala tentara si tua dungu ini memeranginya di Syam, Khurasan, Libya
dan negara-negara lainnya!
Wahai Syabab di Somalia, apakah kalian
ridha untuk tetap menjadi cabang dari sebuah “tanzhim” yang tidak peduli
kepada cabangnya kecuali agar berwala kepada para thaghut murtad dan
memerangi Mujahidin khilafah? Dan inilah dia cabangnya di Aljazair yang
rela untuk bergabung dengan “Harakah al-Wathaniyah li Tahriri Azwad”
(gerakan Nasional untuk membebaskan Azwad), menutup mata terhadap
kemurtadan mereka dan justru mengingkari para muwahidin yang menegakkan
syariat di Mali, kemudian memerangi Daulah di Derna dengan koalisi yang
terdiri dari kelompok-kelompok “jihad” yang masuk kedalam sistem
Demokrasi Libya, seperti “Jama’ah Muqatilah Libya” dan Katibah “Syuhada
Abu Salim” dan lain sebagainya dari kelompok-kelompok yang ikut andil
dalam “Pemerintahan sementara thaghut Fajar Libya”. Adapun cabangnya di
Yaman maka dia menyerahkan wilayah yang telah “dimerdekakan” kepada
orang-orang murtad tentara, pemerintah dan partai “al-Ishlah” yang belum
bertaubat dari kemurtadan dan yang ikut berkumpul di dalam “Dewan
Nasional al-Hadhrami” dan berwala kepada mereka melawan muwahidin.
Adapun cabangnya yang di Suriah mereka berwala kepada Free Syrian Army
(FSA) dan front-front nasional agen para thaghut – bahkan si pengkhianat
Al-Jaulani sendiri dan muridnya Abu Faras as-Suri telah menyaksikan
bahwa sekutu-sekutunya ini adalah para agen thaghut – ya, meskipun
serangan udara Salibis membela para shahawat, Jabhah Jaulani tetap
bersekutu dengan para shahawat dalam perang melawan Daulah Islamiyyah!
Adapun cabangnya di India dan Khurasan, mereka seperti binatang ternak
di hadapan para thaghut Thaliban, yang bisa dikurbankan untuk menekan
para thahgut dan salibis dalam rangka menyuksesan kepentingan nasional
bersama kaum murtad Afghan!
Adapun jika kalian hanya menjawab dengan
sikap diam, maka diam kalian ada ridha kalian, tidak ada sikap netral
dan abu-abu, karena kaum muwahhidun tidak akan ridho sebelum malhamah
dengan kelompok abu-abu yang
كَمَثَلِ الشَّاةِ الْعَائِرَةِ بَيْنَ الْغَنَمَيْنِ؛ تَعِيرُ إِلَى هَذِهِ مَرَّةً وَإِلَى هَذِهِ مَرَّةً
(“Perumpamaannya seperti seekor kambing
yang bingung di antara dua kelompok kambing, terkadang dia ikut yang ini
dan terkadang ikut yang itu, dia tidak tahu yang mana yang akan
diikuti”[4]) dia juga tidak ridha dengan kelompok mudzabdzab {Tidak ikut kepada mereka dan tidak juga ikut kepada mereka}[5], tidak akan ridho dengan kelompok munafiqin yang menjadi fitnah bagi muwahhidin dan berkompromi dengan murtaddin…
Maka pilihlah oleh kalian tsugur kubu
mana yang akan kalian diami, karena sesungguhnya medan perang Dabiq
lebih dekat kepada kalian daripada tali sandal kalian, sehingga setelah
itu apakah kalian akan menjadi bala tentara ruh Allah dan kalimat-Nya
(Isa laihis-salam) atau menjadi bala tentara si pecak Dajjal…
Dan janganlah kalian lupa bahwa amir
kalian yang telah pergi Abu Zubair berkata sebagaimana perkataan
Amirul-Mukminin Abu Umar Al-Husaini Al-Baghdadi taqabbalahullah dan
sebagaimana yang dikatakan oleh khalifah Ibrahim Al-Qurasyi dan
Syaikhul-Mujahid Al-‘Adnani hafizhahumallah: “Sesungguhnya Daulah Islam
itu baqiyah!”
Ditulis oleh:
Abu Maisarah asy-Syami – Ghafarahullah
Abu Maisarah asy-Syami – Ghafarahullah
Selesai diterjemahkan oleh: Usdul Wagha, 9 Oktober 2015 M
Muraja’ah: Ust. Abu Sulaiman Al-Arkhabily
Tidak ada komentar:
Posting Komentar