Cari Blog Ini

Selasa, 13 Oktober 2015


Wahai asy-Syabab di Somalia: Si Dungu Yang Pikun Berbai’at kepada Taghut Taliban!

Wahai asy-Syabab di Somalia:
Si Dungu Yang Pikun Berbai’at kepada Taghut Taliban!

Oleh: Abu Maisarah Asy-Syami
Alih Bahasa: Usdul Wagha
Muraja’ah: Ust. Abu Sulaiman Al-Arkhabiliy
Segala puji bagi Allah yang telah menanamkan kepada kita rasa cinta terhadap kejujuran dan tauhid, dan rasa benci kepada perbuatan dosa dan pembangkangan, serta memilih kita dari sekian makhluk-Nya untuk menegakkan kitab-Nya dengan pedang. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada imam al-wala` wal-bara`, yang telah berlepas diri dari para thaghut dan para sekutu, dan hanya berserah diri kepada Yang Satu, Yang Hidup dan Berdiri Sendiri, Rabb langit dan bumi. Amma ba’du;
Wahai para syabab di Somalia, siapa yang menginginkan al-Qa’idah maka sesungguhnya al-Qa’idah Ibnu Ladin telah mati, dan siapa yang menginginkan jama’ah, maka jama’ah itu akan tetap ada hingga hari kiamat, telah bersabda orang yang jujur lagi dipercaya: (Shallallahu alaihi wa sallam); “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berperang di atas kebenaran yang selalu menang hingga hari Kiamat.”[1]
Ya, telah meninggal Imam Usamah ibn Ladin (taqabbalahullah) tapi sebenarnya belum mati, mati dengan keluarnya ruh dari jasadnya, kemudian terbang meninggi menuju ‘illiyin, – kami menganggapnya seperti itu dan Allah sajalah yang dapat menghisabnya – adapun seruannya; maka kalimat al-khalil Ibrahim ‘alaihis salam yang telah ditampakkan oleh Imam Ibnu Ladin adalah kalimat yang baqiyah (tetap eksis) hingga hari Kiamat:
{Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya dan kaumnya, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu sembah, kecuali (kamu menyembah) Allah yang menciptakanku; karena sungguh, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” Dan (Ibrahim) menjadikan (kalimat tauhid) itu kalimat yang kekal pada keturunannya agar mereka kembali (kepada kalimat tauhid itu).}[2]
Ya, kalimat tauhid akan senantiasa kekal namun tidak bersama tanzhim yang mengaku-aku dan terpecah belah, namun bersama kelompok yang menang dan tertolong, jama’ah kaum muslimin dan imam mereka, ahlul-atsar dan tsughur, adapun para musuh al-wala` dan bara` maka {Apakah engkau melihat ada sisa dari mereka?}[3]
Wahai para syabab di Somalia, orang dungu yang pikun (Adh Dhawahiriy, ed) telah mengumumkan bahwa dia berbaiat kepada thahgut Taliban tanpa bermusyawarah kepada kalian, dan tanpa bermusyawarah dengan para kelompok ‘Islam’, kelompok-kelompok ‘Jihad’, tanpa musyawarah saudara mereka ‘Umat’ sururiyah dan ikhwan muflisin dan murjiah jahmiah…dan bahkan tidak bermusyawarah dengan para mayoritas rafidhah dan orang-orng bodoh ‘quburiyyah’ yang diudzur karena jahl sebagaimana yang dia yakini!
Hai para syabab di Somalia, sesungguhnya harakah Thaliban adalah tha`ifah mumtani’ah yang memiliki kekuatan yang menolak dari menerapkan al-wala` wal-bara’, yang berperang demi tanah dan negara, berdamai demi tanah dan negara, thaghutnya mengumumkan bahwa kelompok ini menolak jihad baik defensif ataupun offensive selama itu keluar dari tanah ‘terjajah’ Afghanistan, dan ‘majlis syura’ nya berwala kepada para thaghut murtad di Pakistan, Qatar, Afghanistan, Iran dan lain sebagainya, dan memusuhi para wali dan mujahidin di Khurasan!
Wahai syabab di Somalia, sesungguhnya Dajjal Thaliban; Akhtar Manshur telah berdusta kepada umat selama bertahun-tahun untuk mengambil keuntungan sikap nasionalisme dan pasifisme di antara para kelompok pejuang dan masyarakat awam di Khurasan dengan mengatas namakan Mula Umar! Dan dia mengutus delegasi ke pangkuan para thaghut murtad, ke Qatar, Iran dan selainnya mengatas namakan Mula Umar! Lalu diikuti kesesatan lain untuk mendekatkan antara Sunni dan Syi’ah mengatas namakan Mula Umar! Memerangi Daulah yang baru ini dengan mengatas namakan Mula Umar! Jika bukan karena Daulah Islamiyyah dan wilayahnya di Khurasan, maka tentulah Akhtar Manshur dan orang-orang yang menggantikannya akan terus melanjutkan sikap fajirnya dengan mengatas namakan Mula Umar hingga keluarnya si pecak sebelah Dajjal.
Wahai Syabab di Somalia, barangsiapa dari kalian yang akan berbai’at, maka hendaknya dia berbai’at kepada imam kaum muslimin amirul-mukminin Khalifah Ibrahim bin ‘Awwad al-Husaini (hafizhahullah), jika tidak, maka apakah salah seorang dari kalian ridho untuk berbai’at kepada thaghut Thaliban yang telah menganggap bahwa dua thaghut Qatar; Hamad dan Tamim Alu Thani sebagai saudaranya? Apakah salah seorang dari kalian ridho untuk berbai’at kepada thaghut Thaliban yang telah menganggap kaum Rafidhah Iraq, Khurasan, Persia – Iran – sebagai saudaranya? Apakah salah seorang dari kalian ridho untuk berbaiat kepada thaghut Thaliban yang telah menganggap pemerintahan thaghut dan rafidhah sebagai negara Islam dan pemimpinnya adalah saudara baginya? Atau apakah salah seorang dari kalian ridho untuk berbai’at kepada thaghut Thaliban yang akrab dengan orang-orang murtad agen dinas intelijen Pakistan (ISI) dan delegasi Qatar sementara dia menjauhi para mujahidin di jalan Allah? Bahkan thaghut Thaliban ini melakukan itu semua dan mengumumkan niatan untuk menghalangi jihad baik defensive maupun offensive kecuali untuk memerangi para Mujahid Khilafah demi meraih kursinya.
Demi Allah, tidak ada kebaikan pada kalian jika kalian berbai’at kepada taghut Thaliban setelah jelas dan mutawatir keadaan mereka di penjuru ufuk, baik di kalangan Arab maupun ‘Ajam, baik di timur maupun di Barat, baik oleh Ahlus-sunnah dan Islam maupun kaum murtad dan Salibis… tidakkah malu salah seorang dari kalian jika bai’atnya ternyata kepada taghut dajjal? Jika dia tidak malu, maka sesungguhnya Daulah Islam juga tidak malu dari kebenaran, dan sungguh Daulah akan memerangi thaghut Taliban dan pengikutnya yang berbai’at kepadanya di Khurasan dan di luar Khurasan, walaupun orang-orang munafik dan murtad tidak menyukainya.
Wahai para syabab di Somalia, tidakkah kalian mendengar pemimpin kalian; si dungu yang pikun yang tidak meninggalkan satu pun kebiasaan jahiliah kecuali dia menirunya? Orang-orang jahiliah: “Mereka mengikuti hawa nafsu dan dzan (persangkaan), dan berpaling dari apa yang datang kepada mereka dari sisi Allah, mereka juga kontradiksi dalam berintisab, mereka menisbatkan diri mereka kepada nabi Ibrahim namun secara gamblang mereka meninggalkan untuk mengikutinya, tidak mengenal kebenaran kecuali yang ada bersama kelompok mereka, namun biar begitu mereka tidak mengetahui apa yang dikatakan oleh kelompok mereka, dan ketika mereka meninggalkan perintah Allah untuk bersatu, dan justru melakukan apa yang Allah larang dari berpecah belah, maka mereka pun menjadi berkelompk-kelompok dan masing-masing kelompok bangga dengan apa yang ada pada mereka, mereka kemudian sangat memusuhi dien yang mereka sendiri mengaku berintisab kepadanya, lebih mencintai dien orang-orang kafir yang memusuhi mereka dan memusuhi nabi mereka dan kelompok mereka, dan mengingkari apa yang mereka tetapkan bahwa itu berasal dari dien mereka, mereka berta’ashshub kepada madzhab, dan mengaku-aku bahwa mereka telah melakukan kebenaran yang ada di sisi mereka padahal mereka dalam saat yang sama meninggalkannya, dan mereka mengharuskan orang-orang untuk ta’ashshub kepada kelompoknya, dan menolong siapa saja yang berasal dari dia baik ketika terzhalimi atau menzhalimi, dan menuduh para pengikut rasul bahwa mereka tidak memiliki keikhlasan dan hanya mencari dunia, dan lebih mengutamakan dien kaum musyrikin di atas dien kaum muslimin, dan melakukan berbagai kontradiksi yang sangat jelas ketika mereka mendustakan kebenaran”. [Diringkas dan digubah dari “Masa`il al-Jahiliyah” milik Imam Muhammad ibn Abdul Wahhab – rahimahullah].
Ya, si dungu yang pikun ini telah menggabungkan antara ta’ashub dan tanaqudh (fanatisme golongan dan kontradiksi), menundukan kebenaran untuk hawa nafsunya, sehingga dia mengambil apa yang sesuai dengan hawa nafsunya dan meninggalkan apa yang tidak sesuai dengannya… dia mengaku berada di atas manhaj imam Al-Qa’idah – Usamah ibn Ladin taqabbalahullah – lalu memerangi Daulah yang telah dibela oleh Usamah ibn Ladin dan menjadikannya pintu untuk menaklukkan Baitul-Maqdis! Dia mengaku di atas manhaj Al-Qa’idah namun dia justru menolong musuh-musuh imam Al-Qa’idah dari kalangan Sururiyah, Jamiyah dan Ikhwan al-Muflisin! Dia mengaku di atas manhaj imam Al-Qa’idah namun dia lebih mengutamakan dien para Shahawat daripada dien syaikhain Az-Zarqawi dan Abu Hamzah al-Muhajir taqabbalahumallah!
Ya, si dungu yang pikun ini melakukan kontradiktif yang sangat parah… terkadang dia mengatakan bahwa Daulah Islamiyyah adalah daulah syar’iah yang independent yang tidak terkait dengan tanzhim al-Qa’idah dan Imarah Thaliban, tapi Kemudian dia mengaku bahwa itu adalah bai’at dengan bai’at imamah ‘uzhma kepadanya dan juga kepada Mula Umar yang telah meninggal beberapa tahun sebelum deklarasi khilafah! Dan terkadang dia juga mengatakan bahwa Daulah Islamiyyah adalah hasil syura yang syar’i, tapi kemudian dia mengatakan bahwa Daulah berada di atas manhaj para raja thaghut dan enggan untuk tunduk kepada mahkamah syari’at! Terkadang dia mengkafirkan shahawat dan mengumumkan bahwa mereka adalah agen para salibis, tapi kemudian dia mengatakan bahwa mereka adalah mujahidin fi sabilillah dan syuhada yang terzhalimi! Terkadang mengajak untuk kerjasama dengan Daulah dalam menghadapi salibis, Rafidhah, Bathiniah, sekuleris dan atheis, tapi kemudian mengajak kerjasama dengan para shahawat dan ulama pemerintah serta para “ikhwan” parlemen untuk melawan Daulah Islamiyyah sambil menyeru untuk berdamai dengan para Bathiniah dan Rafidhah dan tidak menargetkan Salibis di Syam! Terkadang dia menyebutkan bahwa Amirul-Mukminin adalah cucu keturunan Abul-Hasanain Ali ibn Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, tapi kemudian dia mengatakan bahwa beliau adalah keturunan pembunuh Ali; Ibnu Muljam!
Ya, disebabkan sifat hizbiahnya, kagum dengan pendapatnya, dan rasa cintanya kepada kepemimpinan dan kedudukan, si dungu yang pikun ini menjadi orang paling banyak dan paling bodoh sikap kontradiktifnya. Dia mengajak para mujahidin di Syam untuk bekerjasama sesama mereka untuk melawan kepala kekufuran Amerika! Tapi kemudian dia menyeru cabangnya yang dipimpin Jaulani untuk berdamai dengan pemimpin kekufuran Amerika! Dia berbai’at kepada dajjal Taliban tanpa bermusyawarah dengan satu pun cabangnya, tapi kemudian dia mengatakan bahwa Daulah tidak pernah bermusyawarah dengan siapapun dalam mengembalikan kewajiban yang telah dilalaikan di zaman ini! Bahkan dia mengaku dakwah kepada khilafah rasyidah di atas manhaj nubuwwah kemudian melakukan tuduhan buruk kepada sebagian Khulafa` ar-Rasyidin! Di mana dia menganggap bahwa berperang demi meraih kekhilafahan tanpa bermusyawarah dengan umat seluruhnya di timur dan di baratnya adalah kebiasaan dari para raja yang menggigit dan para thaghut diktator, dan ini adalah tuduhan kepada khalifah rasyidah Ali ibn Abi Thalib radhiyallahu anhu.
Wahai Syabab di Somalia, hal terburuk yang dilakukan oleh pemimpin kalian adalah bahwasanya dia suatu ketika menyeru kepada “Melanjutkan revolusi penuh berkah yang berhasil mendatangkan Muhammad Mursi hingga terealisasi perubahan yang dituntut yang belum juga terealisasi hingga hari ini”. [Tauhidul-kalimah haula kalimatit-tauhid/menyatukan kalimat di sekitar kalimat tauhid]. Si dungu ini menganggap bahwa revolusi yang mendatangkan Mursi adalah revolusi yang diberkahi! Kemudian setelah beberapa lama terbukti bahwa “Arab Spring” tidaklah Islami, maka dia mengajak kepada “Islamic Spring” di dalam silsilah ceramahnya “Rasa`il al-amal wal-Bisyr li ahlina fi Mishr/risalah harapan dan kabar gembira untuk keluarga kami di Mesir]. Dia mengulang-ulang makna sesat yang sama di dalamnya tanpa ada yang baru di dalam satu episode dan lainnya dan tidak ada koreksi demi kebaikan selain dari cinta popularitas dan memperlihatkan kebatilan, orang yang mengikuti ceramahnya mungkin akan mengira bahwa si dungu ini akan mengoreksi “revolusi” Arab namun dia akan terkejut karena melihat bahwa silsilah dari bagian pertama hingga ketiga semuanya intinya adalah untuk memerangi Daulah Islamiyyah! Padahal apakah Daulah Islamiyyah telah ada di Mesir ketika Thaghut as-Sisi berhasil menundukkan thaghut Mursi? Dan apakah Daulah Islamiyyah telah ada di Libya ketika thaghut Haftar mengalahkan para thaghut di Mu’tamar Umum Nasional? Apakah Daulah Islamiyyah telah ada di Tunisia ketika para thahgut dari Hizbu Nahdhah dikeluarkan dari pemerintahan thaghut? Atau apakah karena Zhawahiri adalah orang yang mengikuti hawa nafsu dan hizbiyah, yang dengki kepada Daulah Islamiyyah lantaran apa yang dikaruniakan Allah kepadanya? Bisa jadi dia menangisi para Ikhwan “muflisin” dan para thaghut mereka yang kehilangan kursi pasca “Apa yang Terjadi Setelah Revolusi”. Pemerintahan yang Zhawahiri perintahkan untuk damai dengannya? Zhawahiri bersikap damai dengan para thaghut ikhwan “al-mufilisin” secara militer dan membagus-baguskannya secara inforasi… tapi terhadap Daulah Islamiyyah, maka bala tentara si tua dungu ini memeranginya di Syam, Khurasan, Libya dan negara-negara lainnya!
Wahai Syabab di Somalia, apakah kalian ridha untuk tetap menjadi cabang dari sebuah “tanzhim” yang tidak peduli kepada cabangnya kecuali agar berwala kepada para thaghut murtad dan memerangi Mujahidin khilafah? Dan inilah dia cabangnya di Aljazair yang rela untuk bergabung dengan “Harakah al-Wathaniyah li Tahriri Azwad” (gerakan Nasional untuk membebaskan Azwad), menutup mata terhadap kemurtadan mereka dan justru mengingkari para muwahidin yang menegakkan syariat di Mali, kemudian memerangi Daulah di Derna dengan koalisi yang terdiri dari kelompok-kelompok “jihad” yang masuk kedalam sistem Demokrasi Libya, seperti “Jama’ah Muqatilah Libya” dan Katibah “Syuhada Abu Salim” dan lain sebagainya dari kelompok-kelompok yang ikut andil dalam “Pemerintahan sementara thaghut Fajar Libya”. Adapun cabangnya di Yaman maka dia menyerahkan wilayah yang telah “dimerdekakan” kepada orang-orang murtad tentara, pemerintah dan partai “al-Ishlah” yang belum bertaubat dari kemurtadan dan yang ikut berkumpul di dalam “Dewan Nasional al-Hadhrami” dan berwala kepada mereka melawan muwahidin. Adapun cabangnya yang di Suriah mereka berwala kepada Free Syrian Army (FSA) dan front-front nasional agen para thaghut – bahkan si pengkhianat Al-Jaulani sendiri dan muridnya Abu Faras as-Suri telah menyaksikan bahwa sekutu-sekutunya ini adalah para agen thaghut – ya, meskipun serangan udara Salibis membela para shahawat, Jabhah Jaulani tetap bersekutu dengan para shahawat dalam perang melawan Daulah Islamiyyah! Adapun cabangnya di India dan Khurasan, mereka seperti binatang ternak di hadapan para thaghut Thaliban, yang bisa dikurbankan untuk menekan para thahgut dan salibis dalam rangka menyuksesan kepentingan nasional bersama kaum murtad Afghan!
Adapun jika kalian hanya menjawab dengan sikap diam, maka diam kalian ada ridha kalian, tidak ada sikap netral dan abu-abu, karena kaum muwahhidun tidak akan ridho sebelum malhamah dengan kelompok abu-abu yang
كَمَثَلِ الشَّاةِ الْعَائِرَةِ بَيْنَ الْغَنَمَيْنِ؛ تَعِيرُ إِلَى هَذِهِ مَرَّةً وَإِلَى هَذِهِ مَرَّةً
(“Perumpamaannya seperti seekor kambing yang bingung di antara dua kelompok kambing, terkadang dia ikut yang ini dan terkadang ikut yang itu, dia tidak tahu yang mana yang akan diikuti”[4]) dia juga tidak ridha dengan kelompok mudzabdzab {Tidak ikut kepada mereka dan tidak juga ikut kepada mereka}[5], tidak akan ridho dengan kelompok munafiqin yang menjadi fitnah bagi muwahhidin dan berkompromi dengan murtaddin…
Maka pilihlah oleh kalian tsugur kubu mana yang akan kalian diami, karena sesungguhnya medan perang Dabiq lebih dekat kepada kalian daripada tali sandal kalian, sehingga setelah itu apakah kalian akan menjadi bala tentara ruh Allah dan kalimat-Nya (Isa laihis-salam) atau menjadi bala tentara si pecak Dajjal…
Dan janganlah kalian lupa bahwa amir kalian yang telah pergi Abu Zubair berkata sebagaimana perkataan Amirul-Mukminin Abu Umar Al-Husaini Al-Baghdadi taqabbalahullah dan sebagaimana yang dikatakan oleh khalifah Ibrahim Al-Qurasyi dan Syaikhul-Mujahid Al-‘Adnani hafizhahumallah: “Sesungguhnya Daulah Islam itu baqiyah!”
Ditulis oleh:
Abu Maisarah asy-Syami – Ghafarahullah
Selesai diterjemahkan oleh: Usdul Wagha, 9 Oktober 2015 M
Muraja’ah: Ust. Abu Sulaiman Al-Arkhabily

Tidak ada komentar:

Posting Komentar